Suara yang memandang memecah gendang
Hilang bagai tak bertuan
Aku yang mengharap badai
terbang
berpecah dalam haluan angin semerbak malam
Biar aku tidur
biar aku terseret arus pantai yang selalu memecah batu karang
Lalu aku mati
dan tetap
tak ada yang peduli..
Wahai bumi yang baik hati
biarkan aku sendiri
mungkin disinilah tangisku bertuju
dan air mataku yang membeku
Tuhan telah berikan namaku sebagai aku
dan aku
sebagai pepecahan jiwaku
aku tak akan menangis
biar malam berubah
dan pagi menjadi cerah
aku akan tetap selalu tertawa
hati yang lemah ini
sudah lama mati
dan mataku
berbinar binar
aku tidak akan pernah percaya lagi pada manusia
mereka hanyalah penghianat
anak ular berbisa
biarkan aku lepas
dan tiada bersua lagi
aku sudah lama mati
tapi aku belum cukup yakin
robohlah cakerawala
tindihlah diriku yang derhaka
dengan diriku sendiri
tak tahu..
sampai kapan aku bisa membuka mata...
mungkin aku terlalu hina..
terlalu hina..
terlalu hina......
IDC lab - 25 may2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment