Kedua tangan yang bergemetar ternampak seakan memakan gerekanku kemanapun aku bergerak. Tidak kah cukup buku PAGI TELAH PERGI menceritakan segala gundah gelana yang terjadi di masa lalu. Kenapa mesti terulang lagi?
Seluruh kelas kini bergerak against me. ya tuhan apa yang mesti kulakukan? haruskan aku berlari lari sebagaimana apa yang aku lakukan dimasa lalu. aku hanya satu insan , sedangkan mereka bak tentera yang siap berperang di medan tempur.
Bukan sekali, bukan dua kali. Semua terulang lagi. terulang lagi. terulang lagi.
hahaha.... sudah ya...
I am off of the game... I am tired of this game.... I am just going to withdraw from it..
sudah cukup dengan semua ini tuhan. sudah cukup semuanya. Biarkan aku pilih jalan yang terbaik. Aku lebih memilih untuk tidak memiliki kawan daripada harus berpandang dan bermusuhan. Biarkan aku memilih jalan yang aku harapkan.
"dont let other's problem be yours... seriously.... dont... =)"
semoga itu memang suara tuhan yang kadang kerap berbisik di hatiku.
Berbisik dimana?
Diatas pasir yang beribisik, memangkah ini takdirku?
Adakah aku dilahirkan sebagai seorang yang selalu teraniaya?
Di atas tangis airmata yang kupersembahkan kepadamu tuhan...
Aku ingin terbebas dari belegu kehinaan ini...
aku ingin terbang bak burung rajawali menggapai mentari....
aku ingin bebas...
terlepas....
dari semua yang membuat aku melintas teladan teladan yang telah ditetapkan...
Wahai tuhan yang maha pendengar..
dengarkanlah rintihan hatiku yang membuat seluruh makhluk menitis airmata mendengarnya..
Kenapa mesti aku tuhan?
Kenapa?
Kenapa kau mesti berikan cubaan ini kepadaku...
Sudah CUKUP TUHAN...
aku pohon, aku meratap, aku mengemis kepadamu...
Aku ingin hidup sebagaimana layaknya insan biasa..
Aku tidak ingin teraniaya..
aku sudah bosan dengan tangis...
aku sudah bosan dengan sakit hati...
aku hanya ingin bebas... biarkanlah aku bebas...
Aku sudah penat dengan semua ini wahai tuhan yang maha pemurah...
Dengarkalah rintihan hatiku..
wahai tuhan yang maha permurah...
wahai tuhan yang maha pengasih...
hargailah darah kepahitan yang terus tercucur dari badanku...
No comments:
Post a Comment